Damaskus, kibarmedia.com - Kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) bersiap menghadapi serangan internasional. ISIS dilaporkan mulai memperkuat markas utama mereka di Raqqa, Suriah. Seperti dilansir dan laman bnpt.go.id.
ISIS tengah memperkuat markasnya di bawah tanah menghadapi gempuran dari udara. Dilaporkan media Inggris, The Independent, bunker pertahanan dan terowongan bawah tanah tengah dibangun ISIS di sekeliling Raqqa.
Sedangkan kelompok aktivis 'Raqqa is being Silently Slaughtered' atau RBBS baru-baru ini melaporkan bahwa ISIS telah meningkatkan upaya wajib militer dengan meminta seluruh warga yang berusia di atas 14 tahun untuk bergabung dengan pasukan mereka.
RBBS selama ini mengabarkan berita dari dalam wilayah Raqqa, yang berbeda dengan propaganda ISIS. Peningkatan seruan wajib militer ini terjadi setelah pesawat Prancis dan Rusia membombardir wilayah Raqqa dan sekitarnya, sebagai balasan atas serangan teror Paris dan pengeboman pesawat maskapai Rusia, Metrojet, yang diklaim ISIS. Serangan di Raqqa itu disebut menewaskan 33 anggota ISIS.
Ditambahkan RBBS, ISIS juga memutus komunikasi warga Raqqa dengan dunia luar, di mana warung-warung internet ditutup dan transmisi jaringan tanpa kabel diblokir. Warga setempat juga dilarang pergi meninggalkan Raqqa. Disinyalir mereka akan digunakan sebagai tameng manusia saat Raqqa diserang.
Usai teror mengguncang Paris pada 13 November lalu, Prancis meningkatkan serangan udaranya terhadap ISIS di Suriah. Pada Senin (23/11), Prancis mengerahkan jet-jet tempurnya menyerbu Raqqa, wilayah yang dianggap ibukota kekhalifahan ISIS.
Sementara itu, operasi khusus militer Amerika Serikat juga diperkirakan akan segera tiba di Suriah dalam waktu dekat. Operasi khusus ini akan menandai pengerahan resmi untuk pertama kalinya tentara AS ke medan pertempuran, setelah selama ini AS memimpin operasi udara di Suriah dan Irak.
Dituturkan utusan khusus AS, Brett McGurk kepada CBS, misi utama tentara AS adalah mengisolasi ISIS di Raqqa. Koalisi pimpin AS, lanjut McGurk, juga berusaha memutus akses utama ISIS antara Raqqa di Suriah dengan Mosul di Irak.