Hal ini disampaikannya saat membuka acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat, yang membahas buku berjudul “Ilmu Sosial di Indonesia Perkembangan dan Tantangan” dan “Krisis Budaya”, Kamis, 21 April 2016.
Sementara peneliti LIPI Nina Widyawati mengatakan ilmu sosial itu mempunyai empat tipe, yakni tipe profesional, kritis, kebijakan, dan publik. Tipe profesional dan kritis berada di dalam ranah akademik, sedang tipe kebijakan dan publik berada dalam ranah non akademik. Tipe profesional dan kebijakan mengacu pada penggunaan ilmu sosial sebagai instrumen, sedangkan kritis dan publik mengacu pada pengetahuan yang reflektif.
Sementara peneliti LIPI Nina Widyawati mengatakan ilmu sosial itu mempunyai empat tipe, yakni tipe profesional, kritis, kebijakan, dan publik. Tipe profesional dan kritis berada di dalam ranah akademik, sedang tipe kebijakan dan publik berada dalam ranah non akademik. Tipe profesional dan kebijakan mengacu pada penggunaan ilmu sosial sebagai instrumen, sedangkan kritis dan publik mengacu pada pengetahuan yang reflektif.
“Apabila salah satu tipe saja yang menonjol maka yang akan dirasakan adalah ketimpangan dan kesenjangan,” ujarnya.
Anggota MPR RI Hetifah Syaifudian melihat adanya kecenderungan ilmuwan sosial beralih profesi menjadi ilmuwan selebritis yang sering tampil di media. Ia menilai perkembangan ilmu sosial dalam perspektif kenegaraan hingga kini masih cukup memprihatinkan.
Anggota MPR RI Hetifah Syaifudian melihat adanya kecenderungan ilmuwan sosial beralih profesi menjadi ilmuwan selebritis yang sering tampil di media. Ia menilai perkembangan ilmu sosial dalam perspektif kenegaraan hingga kini masih cukup memprihatinkan.
"Saat ini saya sangat merasakan sekali ada masalah dalam ilmu sosial di Indonesia. Sebab, dari zaman Order Baru sampai sekarang, ternyata tidak ada perkembangan yang signifikan," tuturnya.
Menurut Hetifah, kondisi ini terjadi karena terbatasnya anggaran untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial. Keterbatasan anggaran ini, kata Hetifah, berdampak kepada terjadinya kesenjangan dengan kebijakan pemerintah saat ini.
Menurut Hetifah, kondisi ini terjadi karena terbatasnya anggaran untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial. Keterbatasan anggaran ini, kata Hetifah, berdampak kepada terjadinya kesenjangan dengan kebijakan pemerintah saat ini.