Program pemberdayaan ekonomi pesantren di Provinsi Banten yang digulirkan sejak tahun 2015 oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui Biro Kesejahteraan Rakyat yang bekerja sama dengan forum Silaturrohim Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten diharapkan dapat bersinergi dengan SKPD Provinsi Banten sesuai dengan bidang garapannya. Sehingga keberadaan Pemerintah Provinsi Banten dapat dirasakan oleh masyarakat pesantren.
Rano menegaskan, Program Pemberdayaan Ekonomi Pesantren dimaksudkan agar pesantren tidak hanya berhasil mencetak ulama dan cendekiawan, namun juga pengusaha muslim yang siap bersaing di era pasar bebas. Paradigma bahwa pesantren sekadar mengajarkan ilmu agama harus diubah, sebab sejatinya pesantren harus mampu menangkap kebutuhan zaman, salah satunya di bidang ekonomi.
“Tentu hal ini juga bagian nyata Pemerintah Provinsi Banten terhadap eksistensi pesantren di Banten. Pesantren di Banten merupakan lembaga pendidikan tertua bahkan di tanah air yang memiliki peran yang sangat strategis dalam fase-fase sejarah bangsa Indonesia,” katanya.
Gubernur Banten Rano Karno memberikan bantuan kepada mayarakat
Sebagai kepala daerah, Gubernur Banten juga mendukung penuh rancangan peraturan daerah (perda) tentang pesantren. Hal ini menjadi penting dalam rangka menjaga dan melindungi warisan khazanah intelektual nenek moyang dalam bidang pendidikan agama yang ada di Banten.
Tak hanya itu, pada bulan April 2016 akan dilaksnakan musabaqoh tilawatil qur’an (MTQ) di Kota Serang. Penyelenggaraan MTQ sebagai momentum untuk membangkitkan motivasi, agar bisa memelihara kesucian, keutuhan dan kecintaan terhadap Al-qur’an melalui pembudayaan membaca, menghafal, menulis, memahami serta berupaya mengamalkan isi kandungan Al-qur’an. Bertepatan dengan momentum hari santri, yakni tanggal 22 Oktober 2016, Provinsi Banten mendapat kepercayaan dalam event nasional dengan menjadi tuan rumah Pospenas (pekan olahraga dan seni pondok pesantren nasional).
“Ini menunjukan bahwa santri tidak hanya pandai dalam baca kitab kuning, tetapi santri juga memiliki potensi di bidang olahraga dan seni. Oleh karena itu, saya mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama mendukung dan menyukseskan kegiatan pospenas nanti,” jelasnya.
Gubernur menambahkan, tahun 2016, Pemerintah Provinsi Banten telah menetapkan tema pembangunan yaitu “peningkatan ekonomi kerakyatan dan daya saing SDM untuk kesejahteraan rakyat yang berdaulat, mandiri, berkepribadian, dan berkeadilan”. Tema tersebut dijabarkan ke dalam 10 (sepuluh) prioritas pembangunan daerah yaitu peningkatan kapasitas tenaga kerja dan pengurangan tingkat pengangguran; perlindungan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan antisipasi kerawanan sosial; pemantapan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dan produktivitas pangan, peningkatan keamanan pangan dan penguatan logistik pangan; peningkatan daya saing dan pemasaran investasi dan komoditas; peningkatan konektivitas dan daya dukung kawasan pusat pertumbuhan; peningkatan kapasitas pendidikan berbasis kompetensi pasar kerja; optimalisasi infrastruktur pelayanan kesehatan dan integrasi peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat; pengendalian tata ruang, kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya air, mitigasi, dan adaptasi bencana; pemantapan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintah daerah; dan mensukseskan pelaksanaan pilkada Banten.
“Mari kita sukseskan rencana kerja Pemerintah Provinsi Banten tahun 2016 ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kita masing-masing. Saya yakin dan percaya, dengan kebersamaan dapat mewujudkan cita-cita mensejahterahkan rakyat Banten yang berlandaskan iman dan taqwa,” katanya.
Pada kegiatan tersbut, Pemprov Banten memberikan bantuan pada masyarakat sekitar seperti bantuan paket umroh untuk pengurus pesantren, program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Program Jamsosratu, dan melakukan pemantauan pada kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis. “Program pemberdayaan kelompok usaha bersama juga bagian penting dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Kita harus mendorongnya,” kata Rano saat mengunjungi stand pameran kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang menyajikan produk olahan lokal seperti gula merah dan nata de coco. (Advertorial)
Sebagai kepala daerah, Gubernur Banten juga mendukung penuh rancangan peraturan daerah (perda) tentang pesantren. Hal ini menjadi penting dalam rangka menjaga dan melindungi warisan khazanah intelektual nenek moyang dalam bidang pendidikan agama yang ada di Banten.
Tak hanya itu, pada bulan April 2016 akan dilaksnakan musabaqoh tilawatil qur’an (MTQ) di Kota Serang. Penyelenggaraan MTQ sebagai momentum untuk membangkitkan motivasi, agar bisa memelihara kesucian, keutuhan dan kecintaan terhadap Al-qur’an melalui pembudayaan membaca, menghafal, menulis, memahami serta berupaya mengamalkan isi kandungan Al-qur’an. Bertepatan dengan momentum hari santri, yakni tanggal 22 Oktober 2016, Provinsi Banten mendapat kepercayaan dalam event nasional dengan menjadi tuan rumah Pospenas (pekan olahraga dan seni pondok pesantren nasional).
“Ini menunjukan bahwa santri tidak hanya pandai dalam baca kitab kuning, tetapi santri juga memiliki potensi di bidang olahraga dan seni. Oleh karena itu, saya mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama mendukung dan menyukseskan kegiatan pospenas nanti,” jelasnya.
Gubernur menambahkan, tahun 2016, Pemerintah Provinsi Banten telah menetapkan tema pembangunan yaitu “peningkatan ekonomi kerakyatan dan daya saing SDM untuk kesejahteraan rakyat yang berdaulat, mandiri, berkepribadian, dan berkeadilan”. Tema tersebut dijabarkan ke dalam 10 (sepuluh) prioritas pembangunan daerah yaitu peningkatan kapasitas tenaga kerja dan pengurangan tingkat pengangguran; perlindungan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan antisipasi kerawanan sosial; pemantapan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dan produktivitas pangan, peningkatan keamanan pangan dan penguatan logistik pangan; peningkatan daya saing dan pemasaran investasi dan komoditas; peningkatan konektivitas dan daya dukung kawasan pusat pertumbuhan; peningkatan kapasitas pendidikan berbasis kompetensi pasar kerja; optimalisasi infrastruktur pelayanan kesehatan dan integrasi peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat; pengendalian tata ruang, kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya air, mitigasi, dan adaptasi bencana; pemantapan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintah daerah; dan mensukseskan pelaksanaan pilkada Banten.
“Mari kita sukseskan rencana kerja Pemerintah Provinsi Banten tahun 2016 ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kita masing-masing. Saya yakin dan percaya, dengan kebersamaan dapat mewujudkan cita-cita mensejahterahkan rakyat Banten yang berlandaskan iman dan taqwa,” katanya.
Pada kegiatan tersbut, Pemprov Banten memberikan bantuan pada masyarakat sekitar seperti bantuan paket umroh untuk pengurus pesantren, program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Program Jamsosratu, dan melakukan pemantauan pada kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis. “Program pemberdayaan kelompok usaha bersama juga bagian penting dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Kita harus mendorongnya,” kata Rano saat mengunjungi stand pameran kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang menyajikan produk olahan lokal seperti gula merah dan nata de coco. (Advertorial)